Berita

TIM II KKN UNDIP Memberikan Inovasi Pemanfaatan Limbah Batang Jagung Sebagai Silase Pakan Ternak Bernutrisi Tinggi Pada Kambing di Desa Penggarit

Peternakan adalah salah satu dari lima subsektor dalam bidang pertanian, yang melibatkan pemeliharaan hewan ternak untuk keuntungan. Desa Penggarit menghadapi permasalahan limbah pertanian yang melimpah dan tidak termanfaatkan, khususnya limbah batang jagung yang sering kali dibakar atau dibiarkan menumpuk, mencemari lingkungan, dan berpotensi menyebabkan kebakaran. Selain itu, peternak di desa ini mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak, terutama saat musim kemarau, yang berdampak pada biaya produksi.

Untuk mengatasi masalah ini, inovasi penggunaan limbah batang jagung sebagai pakan ternak dilakukan oleh mahasiswa KKN dari Universitas Diponegoro. Program ini bertujuan mengolah limbah batang jagung menjadi pakan ternak yang bergizi tinggi, sehingga menawarkan solusi ekonomis bagi peternak dan berkontribusi pada pelestarian lingkungan dengan mengurangi pembakaran limbah. Diharapkan melalui program ini, ketahanan pangan yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih dapat tercipta di Desa Penggarit.

Mahasiswa Ilmu Kelautan, Tondo Tedjo Raharjo, dari tim KKN TIM II UNDIP 2023/2024, memimpin pelatihan dan sosialisasi pembuatan silase pakan ternak di rumah Bapak Waras, Dusun Karang Suci, Desa Penggarit. Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, 25 Juli 2024, ini mengundang petani dan peternak setempat untuk memahami manfaat dan teknik pengolahan limbah batang jagung menjadi pakan ternak berkualitas.

Dalam program ini, Tondo Tedjo Raharjo menjelaskan bahwa limbah batang jagung memiliki potensi besar jika diolah dengan tepat. “Dengan inovasi yang tepat, limbah ini bisa diubah menjadi pakan ternak yang bergizi tinggi, sehingga mengurangi biaya pakan bagi peternak,” ujarnya. Pelatihan meliputi teknik pengolahan batang jagung menjadi silase, yakni proses fermentasi untuk menghasilkan pakan ternak yang tahan lama dan bernutrisi tinggi. Mahasiswa juga mengajarkan cara menyimpan dan menggunakan silase secara efektif.

Langkah-langkah membuat silase dimulai dengan mencacah batang jagung hingga halus, mengeringkannya, lalu mencampurkannya dengan dedak padi, molase, dan EM4. Semua bahan diaduk hingga merata dan dimasukkan ke dalam tong untuk difermentasikan selama 7-14 hari. Setelah itu, pakan ternak siap digunakan untuk hewan ruminansia seperti kambing dan sapi.

Program ini mendapat respons positif dari masyarakat Dusun Karang Suci. Bapak Waras, seorang peternak setempat, menyatakan kegembiraannya atas inovasi ini. “Selama ini, kami hanya membakar batang jagung setelah panen. Dengan program ini, kami bisa menghemat biaya pakan ternak dan sekaligus menjaga lingkungan,” katanya.

Selain memberikan manfaat ekonomis, inovasi ini juga berdampak positif pada lingkungan dengan mengurangi pembakaran limbah batang jagung, meningkatkan kualitas udara, dan mengurangi risiko kebakaran lahan. Program KKN ini diharapkan menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam memanfaatkan limbah pertanian secara kreatif dan berkelanjutan, sehingga ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan dapat terjaga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *